Tag Archives: gembirakan anak yatim

Kisah Pemilik Dua Kebun yang Sombong

Kisah dalam Al Qur’an

Marilah sama-sama kita mengambil pengajaran dan iktibar di dalam cerita ini*

Assalamualaikum WBT dan Selamat Sejahtera.

Susah orang susah kita, Senang kita di kongsi bersama RUMAH AMAL LIMPAHAN KASIH 🙂

📌kami Rumah Amal Limpahan Kasih, lot 115A, lorong bistari 3, kg seri aman, bt 13, Puchong.. menaungi anak2 yatim, golongan asnaf zakat, ibu tunggal dan warga emas seramai 140 orang.
❣Kami sedang mencari dana keperluan harian dan bulanan yang diperlukan oleh penghuni di sini. Untuk makluman semua, pihak kami amat memerlukan :
♦ Keperluan Harian 2019

  1. Beras
  2. Gula
  3. Tepung Gandum
  4. Ikan bilis / udang geragau
  5. Telur
  6. Sardin adabi
  7. Bawang merah
  8. Bawang putih
  9. Cili kering
  10. Biskut
  11. Milo
  12. Susu pekat
  13. Susu tepung
  14. Minyak Masak (produk muslim)
    ♦ Keperluan Semasa 2019
  15. Sabun basuh baju
  16. Sabun mandi (shower cream)
  17. Ubat gigi
  18. Berus gigi
  19. Shampoo rambut
  20. Sabun basuh pinggan
  21. Clorox
  22. Pad(Tuala wanita)
  23. Pampers s,M,L,xL
  24. Tuala Mandi
    ♦ Keperluan Sekolah sesi 2019
  25. Bag sekolah seragam x 140 org
  26. Kertas A4
  27. Marker pen whitboard (biru, hitam dan merah)
  28. Marker pen Permanent (biru, hitam dan merah)
  29. Pen (biru, hitam dan merah)
  30. Buku latihan 20 buah x 140 orang
  31. Tilam single 15 unit x 7 buah bilik = 105 unit
  32. Toto
    ♦ Keperluan Mendatang 2019
  33. Mesin basuh auto 10kg
  34. Mesin basuh semi auto 7kg
  35. Periuk nasi 1.8liter
  36. Blander
  37. Microwave
  38. Peti Sejuk 2 pintu x 1
  39. Freezer (sejuk beku)

❣Semoga segala kebaikan dan perhatian yang diberikan mendapat sebanyak2 ganjaran dan kemuliaan dari Allah kerana membantu golongan yang memerlukan.
❣Untuk pertanyaan boleh terus hubungi kami di :
Pn Yani : 018-9191658
Pn aiman : 011-37037672

Pn Khadijah : 011-28200319
❣sumbangan juga boleh dibuat secara online di Maybank –
🔺Limpahan Kasih Solutions – 5627 7722 0661
Kami dahului dengan ucapan terima kasih ☺

BAKERI LIMPAHAN KASIH


HAK-HAK ANAK YATIM

 

Hak-hak Anak Yatim

Anak yatim memiliki hak yang sama dengan anak-anak lain seusianya. Mereka adalah rijâl al-mustaqbal yaitu generasi masa depan yang berkualiti. Masa depan umat dan bangsa kita semuanya bergantung pada mereka.

Apabila lahirnya seorang anak ke dunia, dia sudah memiliki hak asasi, yakni hak untuk memperoleh kasih sayang, kesehatan, pendidikan, serta bimbingan yang sepenuhnya dari ibubapa mereka. Allah swt menyatakan hal ini dalam firman-Nya:

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaran karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian…” (Q. s., al-Baqarah [2]: 233)

 

 

 

 

Hak anak yang juga harus diperhatikan adalah tentang perawatan dirinya yang tentunya tidak hanya sekadar memenuhi keperluan asasnya saja, tetapi juga harus memenuhi keperluan hidup lainnya, seperti tempat tinggal, ubat-ubatan, kesehatan, hiburan dan lain-lain.Keperluan jasmani harus dipenuhi, demikian juga keperluan rohani. Dalam hal ini, anak yatim yang telah kehilangan ayah atau ibu yang bertanggung jawab atas dirinya, sehingga ia menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam dan yang menjadi pengasuhnya.

Hak anak untuk mendapatkan pendidikan juga merupakan hal yang amat penting dalam Islam, terutama bagi anak yatim. Mendidik anak yatim dengan baik adalah membimbing dan memandu mereka ke arah kebaikan yang memberi banyak manfaat terhadap diri mereka, dan menjaga serta memelihara mereka agar tidak terjerumus kepada kerosakan.

Pendidikan dan agama anak yatim ini termasuk perkara yang wajib mendapatkan perhatian khusus dari para pemikir dan ulil amri di dalam umat. Diharapkan mereka tidak menjadi perosak atau akar kesengsaraan dalam umat dengan menularkan benih-benih kerosakan akhlak mereka dalam pergaulan dengan umat lainnya.

SEJARAH ANAK YATIM DI ZAMAN RASULULLAH SAW

Dari Kitab “Durratun Nashihin (Mutiara Petuah Agama” diceritakan riwayat Anas bin Malik ra, Kisah yang terjadi di Madinah di zaman Rasulullah SAW,  pada suatu pagi di hari raya Aidil Fitri, Rasulullah SAW bersama keluarganya dan beberapa sahabatnya seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah supaya mereka merasa bahagia di hari raya itu.

Alhamdulillah, semua dilihat merasa gembira dan bahagia di Hari Raya Aidil Fitri tersebut, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari raya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di satu sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk melayan perasaan. Ia memakai pakaian yang compang-camping dan sepatu yang sangat daif.

Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, gadis itu menangis tersedu-sedu.

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Wahai Anakku, mengapa kamu menangis ? Bukankah hari ini adalah hari raya?”

Gadis kecil itu sangat terkejut.Dia tidak berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama ibubapanya dengan berbahagia. Semua anak-anak bermain dengan riang gembira. Lalu aku teringat pada Ayahku, kerana itu aku menagis kesedihan. Ketika itu adalah  hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikan aku sebuah gaun berwarna hijau dan kasut baru. Diwaktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw membela Islam dan kemudian ia syahid. Sekarang ayahku  tidak ada lagi di sisiku. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi?”

Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya dipalut dgn kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang beliau membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, kesatlah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan aku katakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu?  … Dan apakah kamu juga ingin Ali menjadi bapa saudaramu?. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu?…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu? dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang cadangan dariku ini?”

Apabila mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu terus berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.

Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala keperitan di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis kecil itu lalu bergandingan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah . Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang susah untuk digambarkan. Apabila mereka sampai di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disikat kemas. Semua diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga sejumlah wang untuk hari raya. Lalu dibawa gadis itu keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa cemburu pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa kehairanan, lalu bertanya :

“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu dilihat sangat gembira?”

Sambil menunjukkan gaun baru dan wang sakunya gadis kecil itu menjawab :

“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang boleh menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang bapa saudara, namanya Ali yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra, . Ia menyikat rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”

Maka anak-anak yang sedang bermain dengannya sampai berkata: “ Seandainya ayah-ayah kita syahid pada jalan Allah ketika perang , tentu kita juga akan begitu.”

Syahdan tatkala Nabi saw meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan debu ke atas kepalanya, meminta tolong sambil merintih: “Aku sekarang menjadi anak asing dan yatim lagi.” Maka oleh Ali Bin Abi Thalib kw (dalam riwayat lain ABu Bakar Ash Shiddiq ra) anak itu dipungutnya.

Sahabatku,

Apabila kita amati sejarah, memang misi terpenting dari Islam adalah membela, menyelamatkan, membebaskan, melindungi dan memuliakan kelompok dhuafa atau mustadh’afin (kaum lemah dan dilemahkan), dimana salah satu dari kelompok ini adalah anak yatim.

Perkataan Yatim disebut sebanyak 23 X dalam Al Qur’an sedangkan kata “pembesar” disebut hanya 10 kali, dan itupun dikaitkan dengan sifat-sifat yang negatif.

  • Berbuat baik kepada yatim adalah salah satu tanda orang yang benar imannya, yang takwa dan orang-orang yang baik. (QS. 2:177 dan QS 76:8)

 

  • Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar” (Q.S.4 (An Nisa): 2);

 

“GEMBIRAKANLAH HAMBA ALLAH NESCAYA ALLAH AKAN GEMBIRAKAN KITA”

Call Now
Directions