Tag Archives: Anak yatim berjiwa Anak yatim membahagiakan

KUIH RAYA LIMPAHAN KASIH

Assalamualikum wbt.
Apa kabar semua…
Moga semunya berada dalam keadaan sihat dan diberkati.

Utk pengetahuan para dermawan sekarang penghuni RALK setiap tahun untuk perayaan Aidilfitri kami ada membuat jualan amal dengan biskut raya.🎇

Pada tahun ini sekali lagi kami sedia menerima tempahan sekarang dan open oder untuk biskut raya Aidilfitri 2019

😊InsyaAllah ianya bersih,suci, berkat dan lazat ,harga sangat berpatutan.
Kami juga sedia menerima tempahan dijadikan hadiah atau berbentuk hamper untuk keluarga dan sahabat handai.

Homemade by Limpahan Kasih 100% Pure Butter

BISKUT RAYA BALANG BESAR🍪

  1. ALMOND LONDON-RM 32.00- 32BIJI
  2. TART TRADISIONAL-RM 35.00 -40 BIJI
  3. TART EPAL -RM 35.00 -40BIJI
  4. TART BLUEBERRY-RM 35.00 -40 BIJI
  5. CORNFLAKES MADU -RM 30.00 -33 BIJI
  6. NESTUM BATIK-RM 30.00 -56 BIJI
  7. NESTUM CRISPY-RM 30.00 -32 BIJI
  8. SEMPERIT TRADISIONAL-RM 30.00 -31 BIJI
  9. CHOCOLATE CHIP-RM 30.00 -49BIJI
  10. ALMOND CRUNCHY-RM 37.00 -31 BIJI
  11. MAKMUR SABAH -RM 37.00 -45BIJI
  12. ROCKY ROCK-RM 30- 51 BIJI
  13. SWISS TART-RM 30 -32 BIJI
  14. SNOW ALMOND-RM 30.00-32BIJI

❣Tujuan Jualan Amal ini adalah untuk menyelesaikan keperluan kebajikan anak2 dan penghuni di Ralk, dan untuk bayaran utiliti bil air, api dan sewa.

RUMAH AMAL LIMPAHAN KASIH
LOT 115A,LORONG BISTARI 3,BATU 13, KG SERI AMAN, 47100 PUCHONG SELANGOR

Untuk pertanyaan lanjut hubungi

📲 Pn Aiman – 011 37037672
📲 Pn Khadijah – 011 28200319
📲 WhatsApp Pjbt – 018 2827910

💳Maybank _ Limpahan Kasih Solutions 56277722 0661

#viralkan dan share massage ini pada mereka yang ingin turut serta membeli sambil beramal jariah.

LIMPAHAN KASIH

CONTOH-CONTOH KUIH RAYA (taster oder)
SNOW ALMOND
CHOCOLATE CHIP
TART NENAS
NESTUM CRISPY
MAKMOR SABAH

CONFLAKE MADU
NESTUM BATIK

PAHLAWAN YANG TERBILANG!

“Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah”

Demikianlah Sa’ad bin Abi Waqqas mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Sa’ad bin Abi Waqqas bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah kaum Bani Zahrah yang merupakan pakcik Rasulullah SAW. Wuhaib adalah datuk kepada Sa’ad dan beliau adalah pakcik kepada Aminah binti Wahab, yaitu ibunda Rasulullah.

Sa’ad dikenali orang kerana ia adalah pakcik Rasulullah SAW.  Dan baginda sangat bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman yang ada pada Sa’ad. Nabi bersabda, “Ini adalah pakcikku, perlihatkanlah kepadaku pakcik kalian!”

Keislamannya termasuk beliau termasuk yang paling awal, karena ia mengenal baik peribadi Rasulullah SAW. Mengenal kejujuran dan sifat amanah baginda. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum baginda diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal kebaikan Sa’ad. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Sa’ad sangat jaguh memanah, dan selalu berlatih sendiri.

Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Sa’ad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar As-Siddiq mendatangi Sa’ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Sa’ad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeza dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa’ad. “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapamu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sa’ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. “Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu persatu, aku tidak akan pernah mahu meninggalkan agamaku selamanya!” tegas Sa’ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sa’ad dalam ayat Al-Qur’an, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan dari malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabatnya dengan bersabda, “Sekarang akan datang di hadapan kalian seorang lelaki penghuni syurga”

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat memandang ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia itu yang menjadi penghuni syurga. Tidak lama kemudian datanglah lelaki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqas.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqqas juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Ia menyertai Nabi Saw hampir dalam setiap pertempuran.

Kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua baginda. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, “Panahlah, wahai Sa’ad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu.”

Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya sentiasa dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Ya Allah, kabulkanlah doa Sa’ad jika dia berdoa.”

Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Sa’ad bin Abi Waqqas adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit, Sa’ad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafankan dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar—perang kemenangan pertama untuk kaum Muslimin.

Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para syuhada.

DOSA TETAP DOSA…

rumah amal Limpahan kasih

* Dosa walaupun kecil jangan diremeh-remehkan,
Dosa tetap dosa
Dosa tetap dianggap derhaka
Dosa sekalipun kecil kalau Allah tidak ampunkan tetap Neraka…

* Orang yang sentiasa bergelumang dengan dosa, tidak merasa berdosa lagi. Tapi orang yang beriman, tidak berdosa pun dia merasa berdosa.

 “Seorang mukmin melihat dosanya seperti sebuah gunung yang menggantung di atas kepalanya dan merasa takut akan menjatuhinya. Sedangkan seorang munafik melihat dosanya seperti seekor lalat yang hinggap dihidungnya, lalu ia berusaha mengusirnya agar terbang meninggalkannya” – HR Bukhari

JIWA AKAN MENJADI LIAR APABILA TIDAK KENAL TUHAN!

Jika lemah iman atau tidak kenal Tuhan dengan sempurna jiwa kita menjadi liar.

Liarnya jiwa itu satu penderitaan.

Penderitaan jiwa menjadikan hilang kebahagiaan.

Apa maksud jiwa kita yang liar?

Apabila mendapat sedikit ujian seperti kesusahan jiwa menderita hingga tidak sabar.

Apabila mendapat kesenangan berbunga pula jiwa, lupa daratan.

Dinasihat atau dikata orang jiwa rasa berang, mungkin sampai menyerang.

Jika orang lebih sedikit sakit pula hati, menimbul hasad dengki.

Apabila orang mendapat penderitaan jiwa rasa senang.

Jika kehendak tidak dikabul aduh jiwa keluh-kesah dan gelisah.

Jika hajat dapat berbunga pula jiwa mungkin menghina orang.

Begitulah jika iman lemah atau tidak kenal Tuhan, jiwa tidak stabil.

Berubah keadaan yang menimpa berubah pula jiwa.

Berlainan suasana berlainan pula perasaannya.

Jiwa sentiasa berombak dan bergelombang.

Macam lautan yang tidak pernah rehat dari gelora.

Kalau begitu mana hendak mendapat ketenangan dan kebahagiaan.

Kerana jiwa mudah saja tergugat oleh kejadian.

Padahal peristiwa ada dalam kehidupan mana ada renti-rentinya.

Dia datang silih berganti berbagai-bagai keadaan.

Orang mukmin jiwanya sentiasa tenang.

Mazhab Secara Terperinci

Hadis ada bermacam-macam darjat Ada hadis Sahih, hadis Mutawatir (ramai perawi yang menyatakan tentang hadis tersebut), hadis Hasan, hadis Dhaif, hadis Maudhu’. Hadis Maudhu’ ini bukan hadis tetapi direka-reka. Hadis Mutawatir adalah hadis yang tidak boleh ditolak, sangat sahih. Hadis Masyhur di bawah Hadis Mutawatir. Ada yang dikatakan Hadis Ahad. Sumbernya satu, satu jalan, satu line atau satu saluran. Setelah dikaji rawi-rawi sampai kepada Sayidina Abu Bakar, perawi itu orang yang sama. Seorang sahaja. Sumber lain tidak ada. Ada hadis yang banyak sumbernya dan banyak saluran.

Begitulah martabat hadis. Jadi hadis dibukukan setelah 300 tahun. Kemudian, ada mazhab. Mengapa timbul mazhab? Saya tidak hendak sebut mazhab-mazhab yang sesat. Sebab dalam Islam lahir 73 mazhab. Dari 73 mazhab itu, 72 mazhab sesat. Hanya satu sahaja yang dikatakan ahli sunnah wal jamaah. Dari situ menjadi 4 mazhab. Inilah mazhab yang sah, yang dianggap satu iaitu ahlisunnah wal  jamaah. Kemudian ia berpecah kepada 4 Mazhab iaitu:

  1. Mazhab Maliki
  2. Mazhab Hanafi
  3. Mazhab Hambali
  4. Mazhab Syafie

Mazhab pertama yang lahir ialah Mazhab Maliki. Bahkan Mazhab ini terkenal dengan Mazhab ahlulhadis. Imam Maliki tidak mengembara, tidak ke luar negeri, duduk sahaja di Madinah, jadi dia banyak dapat hadis. Sebab itu Mazhab Maliki ini dikatakan Mazhab ahlul hadis.

Mazhab yang 4 ini dianggap satu, yang dikatakan mazhab yang berpegang pada ahlisunnah wal jamaah. Perbezaannya bab-bab furuq, bukan bab pokok. Bukan soal-soal aqidah, bukan soal usuluddin. Hanya bab furuq seperti feqah dan syariat. Ada kelainan sedikit-sedikit. Perbezaan tidak payah saya katakan, takut panjang sangat. Cuma saya hendak cerita mengapa boleh timbul perbezaan. Perlu. Ia ada banyak sebab.

Perbezaan-perbezaan timbul kerana:

1. IQ Imam Mazhab tidak sama

2. Hadis belum dibukukan untuk jadi rujukan

3. Tidak semua Imam Mazhab menerima hadis yang sama

4.Berbeza penerimaan ayat Mansuh dalam Al Quran

5. Berbeza pendapat dalam menghubungkan ayat Quran dan Hadis

Inilah antara sebab-sebab yang besar, mengapa dalam satu mazhab yang besar, yaitu mazhab ahlisunnah wal jamaah, lahir lagi 4 firkah. Ada sedikit-sedikit kelainan antara satu perkara. Ada Mazhab lain yang tidak perlu saya ceritakan, yang semuanya ada ilmu, yang ada kaitan dengan Islam.

Kedatangan pakar-pakar hadis adalah selepas kelahiran Imam Mazhab. Imam mazhab di lahir di kurun yang pertama. Pakar-pakar hadis di kurun yang ke 3. Tidak bertemu. Tetapi tiada siapa pun di kalangan pakar hadis itu yang buat mazhab. Kerana itu kebanyakannya bermazhab Syafie. Mereka itu kebanyakannya bermazhab Syafie. Padahal hadis di kepala mereka. Bahkan ada di kalangan mereka yang hafal Al Quran. Ertinya tempat rujuk ada pada mereka. Sepatutnya mereka boleh dan mampu buat mazhab tetapi mereka tidak buat. Mereka bermazhab dengan mazhab Syafie. Mengapa A sebut hal ini? Kerana sekarang ini, orang mudah sangat hendak tolak mazhab. Sedangkan pakar hadis pun bermazhab. Merujuk pada Mazhab Syafie. Jadi jangan mudah terpengaruh. Pakar hadis pun ikut mazhab. Takkan kita pula tidak ikut mazhab sedangkan kita ini, satu ayat pun tidak boleh hendak faham. Inikan pula beribu-ribu hadis. Saya rasa cukuplah setakat itu. Cukuplah untuk kita boleh jawab secara ringkas kalau ada orang bertanya. Sekian.

Call Now
Directions