Tag Archives: rumah kebajikan near me

KISAH SAHABAT NABI

Kisah Sahabat Nabi – Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para sahabat nabi yang mendapat gelar khulafaur rasyidin mendapat petunjuk diutus untuk mengganti kepemimpinan Rasulullah. Mereka ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Khulafaur Rasyidin adalah sahabat nabi yang paling dekat dengan Rasulullah SAW baik ketika nabi berdakwah, melindungi nabi dari serangan musuh-musuh kaum musyrikin dan menemani Nabi Muhammad SAW dalam menyebarluaskan ajaran Islam.

Keempat sahabat Nabi memerintah antara tahun 633-658 M di Jazirah Arab, para sahabat Nabi memiliki peran penting dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Para sahabat memerintah dengan cara yang bijaksana, sering berdiskusi, serta tetap menjalankan ajaran Islam yang sudah diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Singkat dan Perjalanan Dakwah Sahabat Nabi

1. Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq

Kisah sahabat nabi yang pertama adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman sebelum Islam, namanya adalah Abu Ka’bah kemudian diganti oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah.

Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada tahun 573 M dan wafat pada tahun 634 M.  Nama Abu Bakar berarti pelopor pagi hari karena termasuk laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan Ash-Shiddiq diberikan karena beliau sentiasa membenarkan semua ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.

Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih menjadi khalifah atas usulan kaum Anshar dan Muhajirin yang sama-sama di antara kedua kaum tersebut menginginkan seorang khalifah dari kalangan mereka. Kemudian usulan tersebut ditolak sehingga disimpulkan bahwa kaum Muhajirin memang lebih berhak untuk mendapatkan kekuasaan dan semua sepakat Umar bin Khattab maju dan membaiat Abu Bakar.

Setelah dibaiat, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyampaikan pidatonya yang berisi “taatlah kalian kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah kalian, jika aku bermaksiat maka tidak wajib kalian taat kepadaku”.

Pasca wafat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah yang pertama yang menjadi kepala negara sekaligus pemimpin agama umat Islam dan berlangsung selama dua tahun.

Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq banyak menghadapi permasalahan-permasalahan dari dalam negeri di antaranya munculnya nabi palsu, kelompok murtad, dan pembangkang zakat. Setelah berdiskusi dengan para sahabat yang lain, Abu Bakar Ash-Shiddiq memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut (perang melawan kemurtadan).

Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelesaikan permasalahan dalam negeri kemudian melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang mengancam kedudukan umat Islam. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal sebelum misi ekspansi ini selesai.

Beberapa peradaban yang berkembang pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq:

  1. Membudayakan diskusi yang lebih demokratis dalam pemerintahan dan masyarakat.
  2. Menumbuhkan loyalitas umat Islam dan tentara kepada pemerintah yang memberi support atas semua kebijakan khalifah.
  3. Membudayakan musyawarah dalam menyikapi setiap permasalahan.
  4. Menyusun mushaf Al-Qur’an.
  5. Membangun pemerintahan yang tertib baik di pusat maupun di daerah.
  6. Memperkokoh militer yang disiplin dan tangguh di medan tempur.
  7. Menyejahterakan masyarakat secara adil dengan membangun baitulmalserta memberdayakan zakat, infaq, ghanimah, serta jizyah.

Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, harta dari baitul mal dibagikan kepada seluruh umat Islam, bahkan ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal, hanya ditemukan sisa satu dirham dalam perbendaharaan negara. Seluruh umat Islam mendapatkan bagian yang sama dari hasil pendapatan negara. Ciri-ciri perekonomian pada masa Abu Bakar antara lain:

  1.       Menerapkan praktik akad perdagangan sesuai dengan prinsip syariah.
  2.       Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat negara.
  3.       Menegakkan hukum dan memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
  4.       Mengolah rikaz (barang tambang) seperti emas, perak, perunggu, besi menjadi sumber pendapatan negara.
  5.       Memperhatikan ketepatan dalam perhitungan zakat.
  6.       Menerapkan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.

2. Saidina Umar bin Khattab

Umar bin Khattab lahir di Kota Makkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umar memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraysi dari suku Adi. Umar bin Khattab masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian serta menjadi sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW juga menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Setelah masuk Islam, Umar menjadi orang kepercayaan Nabi Muhammad SAW sekaligus penasihat utamanya.

Karakter Umar bin Khattab adalah pemberani, berwatak keras, dan tidak memiliki rasa gentar, serta tutur bahasanya halus serta fasih. Umar bin Khattab memiliki peranan yang besar dalam sejarah umat Islam berkat perluasan wilayah, di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain.

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya kepada rakyat, kebiasaannya ialah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.

Ia juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan jenius. Karena karakternya itulah Umar semakin dihormati di kalangan masyarakat Arab sehingga kaum Quraisy memberinya gelar “Singa Padang Pasir”. Umar bin Khattab juga mendapat julukan Abu Faiz karena kecerdasan dan kecepatannya dalam berpikir.

Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq jatuh sakit dan akan menemui ajalnya, akhirnya para sahabat berdiskusi. Akhirnya para sahabat menghadap Abu Bakar dan memintanya untuk menetapkan penggantinya. Kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq memanggil Usman bin Affan dan meminta pendapat kepada Usman mengenai siapa yang layak dijadikan penggantinya.

Usman mengusulkan nama Umar bin Khattab. Kemudian Abu Bakar memerintahkan untuk menuliskan surat wasiat tentang penggantinya yaitu Umar bin Khattab. Setelah Abu Bakar meninggal, kemudian para sahabat sepakat untuk membuat Umar bin Khattab sebagai khalifah. Umar diangkat menjadi khalifah pada tahun 634 M.

Keberhasilan Umar bin Khattab

Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Kekaisaran Byzantium pada masa khalifah Umar bin Khattab. Terdapat dua negara adi daya pada masa itu yaitu Romawi dan Persia, keduanya telah ditaklukkan Islam pada zaman Umar bin Khattab.

Sejarah mencatat, pada pertempuran Yarmuk terjadi daerah Damaskus sekitar 20 ribu pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia kecil bagian selatan.

Umar bin Khattab melakukan aktivitas reformasi secara administratif dan mengontrol kebijakan-kebijakan publik. Ia juga menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah kekuasan Islam dan pada tahun 638, Umar memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah serta memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Tahun ke-17 hijriah, Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa Umar bin Khattab antara lain bidang politik, ilmu pengetahuan, seni, bidang sosial, dan agama.

A)  Bidang politik

Kondisi politik pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dalam keadaan stabil. Perluasan wilayah pada masa ini juga cukup berhasil. Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa khalifah Abu Bakar yang dilanjutkan oleh Umar. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah yaitu Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.

Pada pemerintahan Umar, mulai dirintis tata cara menata struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab membentuk lembaga pengadilan dan menunjuk beberapa hakim yang memiliki integritas dan kepribadian yang baik di antaranya Zaid ibn Tsabit sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur Al-Azdi sebagai Qadhi BAsrah, Ubadah Ibn Sahmit sebagai Qadhi Palestina, Abdullah ibn Mas’ud sebagai Qadhi Kufah.

Masa pemerintahan Umar bin Khattab juga mendirikan lembaga pembinaan hukum Islam dan membentuk badan kemiliteran. Wilayah Islam bertambah luas, kemudian Umar bin Khattab mengadakan penyusunan pemerintahan dan peraturan yang tidak bertentangan dengan Islam. Kemudian Umar menyusun administrasi tata negara dengan membuat khalifah (amiril mukminin) berkedudukan di Ibu Kota Madinah, Gubernur (wali) berkedudukan di Ibukota Provinsi.

Tugas pokok pejabat mulai dari khalifah, wali serta bawahannya bertanggungjawab atas maju atau kemunduran agama Islam dan negara. Guna menertibkan jalannya administrasi pemerintahan, Umar juga membentuk dewan negara untuk mengatur dan menyimpan uang serta mengatur perekonomian negara, termasuk mencetak uang negara.

B) Bidang ekonomi

Umar bin Khattab mengatur administrasi negara dengan mencontoh negeri Persia. Pada masa itu diatur serta ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dengan tujuan memisahkan antara lembaga yudikatif dan eksekutif. Pada masa ini, jawatan kepolisian juga dibentuk. Umar bin Khattab juga mendirikan baitul mal, dan membuat tahun hijriah serta menghapus zakat bagi mualaf.

C) Bidang pengetahuan

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang berpengaruh tidak diperbolehkan keluar dari daerah kecuali atas izin dari Umar dan dalam batas waktu tertentu. Dengan meluasnya wilayah Islam hingga jazirah Arab, kemudian Umar bin Khattab memerintahkan para panglima perang apabila mereka berhasil menguasai suatu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan.

Umar bin Khattab melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah dan menjadikan masjid, pasar, serta mengangkat guru-guru untuk di tiap-tiap daerah untuk ditugaskan mengajarkan isi Al-Qur’an dan menyebarkan ajaran Islam seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam.

Pada masa pemerintahan ini pula kekuasaan Islam semakin luas dan terjadi mobilitas para penimba ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah. Semangat menimba ilmu mengenai agama Islam ini mendorong lahirnya sejumlah disiplin-disiplin ilmu keagamaan. Oleh sebab itu, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, pendidikan maju dan negara dalam keadaan stabil.

hal tersebut terjadi telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan dan telah terbentuk pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan baik dari bidang bahasa, penulisan, maupun ilmu-ilmu lain. Masa pemerintahan Umar bin Khattab berlangsung dari 634 M hingga 644 M.

4. Saidina Usman bin Affan

Usman bin Affan berasal dari suku Quraisy merupakan khalifah ketiga setelah pemerintahan Umar bin Khattab. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah. Usman bin Affan memeluk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq dan kemudian menjadi sahabat dekat Nabi Muhammad SAW Usman bin Affan mendapat gelar zun nurainyang berarti memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri nabi Muhammad SAW secara berurutan setelah salah satunya meninggal.

Usman bin Affan masuk Islam bersamaan dengan Thalhah bin Ubaidillah dan mendapat tantangan dari pamannya yang bernama Hakim. Pamannya terus menyiksa Usman hingga datang seruan Nabi Muhammad agar orang-orang Islam berhijrah ke Habsyi. Usman berpindah ke Habsyi bersama Ruqayyah (istri) dan kemudian berpindah lagi ke Madinah.

Setiap terjadi perang, Usman selalu hadir menemani Nabi Muhammad SAW, kecuali pada saat perang Badar dikarenakan Usman harus menjaga istrinya yang sedang sakit keras. Usman bin Affan dikenal sebagai sosok yang dermawan, terbukti saat itu Usman membeli sumber mata air dari orang Yahudi dan kemudian disedekahkan untuk seluruh umat Islam ketika mendapati musibah kesusahan air di Madinah.

Pada masa itu juga Usman dipercaya memegang kumpulan surat-surat penting dan rahasia-rahasia besar. Usman bin Affan menjadi pengganti khalifah Umar bin Khattab dengan persaingan yang ketat dengan Ali. Sidang Syura yang dihadiri Usman bin Affan, Thalhah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Ali bin Abi Thalib akhirnya memberi mandat kepada Usman bin Affan.  Usman memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M.

Masa pemerintahan usman bin Affan merupakan masa pemerintahan paling lama dibandingkan khalifah sebelumnya. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, ia memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit, Sa’id ibn Ash, Abdurrahman bin Harits, dan Abdullah bin Zubair untuk menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an dari lembaran-lembaran naskah Abu Bakar sehingga menjadi mushaf yang sempurna.

Seiring berjalannya waktu, mereka berhasil menghimpun semua Al-Qur’an ke dalam sebuah mushaf yang dikenal dengan sebutan Mushaf Usmani. Khalifah Usman bin Affan sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dalam memutuskan suatu perkara hukum. Keberhasilan Usman bin Affan antara lain:

  1. Menyeragamkan cara membaca Al-Qur’an yang ditandai dengan penyusunan ayat-ayat dalam satu mushaf.
  2. Membudayakan sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
  3. Menertibkan administrasi pemerintahan dengan pembagianjob deskyang jelas.
  4. Membangun fasilitas umum.

5. Saidina Ali bin Abi Thalib

Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan putra Abu Thalib paman Rasulullah. Ali bin Abi Thalib sejak kecil telah dididik dalam rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Segala peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali, kecuali perang Tabuk karena ia disuruh menjaga kota Madinah.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa umur Ibnu Khattab berkata, “Ali ibn Abi Thalib adalah orang yang paling pandai menghukum di antara kami semuanya”. Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad sejak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib kemudian setelah kakeknya meninggal diasuh oleh pamannya Abu Thalib.

Karena Rasulullah hendak membalas jasa pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Karena kepintaran dan kedekatannya dengan Rasulullah, ia termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadis Nabi. Keberaniannya juga terkenal dan hampir seluruh perang yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib selalu berada di barisan terdepan.

Pada waktu pembaiatan, Ali berpidato setelah diangkat untuk menjadi khalifah yaitu “Wahai manusia, kamu telah membuatku sebagaimana yang telah kamu lakukan kepada khalifah-khalifah yang lebih dahulu daripadaku. Aku hanya boleh menolak sebelum jatuh pilihan. Apabila pilihan telah jatuh, maka tidak boleh menolak lagi.

Imam harus teguh dan rakyat harus patuh. Baiat terhadap diriku ini ialah baiat yang rata yang umum. Barangsiapa yang memungkirinya maka terpisahlah ia dari agama Islam”. Pada masa itu, masih ada sahabat-sahabat yang masih belum mau mengakui Ali sebagai khalifah antara lain, Hasan Ibnu Tsabit, Abu Sa’id al-Khudri, dan Ka’ab bin Malik.

Keberhasilan-keberhasilan pada masa Khulafaur Rasyidin antara lain:

  1. Memberlakukan mushaf standar pada masa Usman bin Affan.
  2. Menjaga keutuhan Al-Qur’an dan mengumpulkannya dalam bentuk mushaf pada masa Abu Bakar Ash Shiddiq.
  3. Sahabat-sahabat nabi mulai menyebar ke pelosok untuk menyiarkan agama Islam dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.


IBADAH QURBAN & FADILATNYA

BILA masuk bulan Zulhijjah umat Islam di seluruh dunia berlumba-lumba untuk menunaikan ibadah korban iaitu dengan menyembelih binatang seperti unta, lembu, kerbau dan kambing pada Hari Raya Adha iaitu tanggal 10 Zulhijjah dan hari-hari Tasyrik semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibadah korban atau dalam bahasa arabnya disebut Udhiyah telah disyariatkan pada tahun kedua Hijrah berdasarkan kepada Al Quran, As Sunnah dan ijmak ulama.

Firman Allah yang bermaksud; “Oleh itu kerjakanlah solat kerana Tuhan mu semata-mata dan sembelihlah korban (sebagai bersyukur).” (Al Kauthar: 2)

Dan firman-Nya lagi yang bermaksud: “Dan Kami jadikan unta (yang dihadiahkan kepada fakir miskin di Mekah itu) sebahagian dari syiar agama Allah untuk kamu pada menyembelih unta yang tersebut ada kebanyakannya pada kamu,” (Al Haj: 36)

Dan hadis daripada Anas r.a di berkata bahawa Nabi Muhammad SAW telah menyembelih dua ekor kambing berwarna putih yang mempunyai dua tanduk. Saya melihat Baginda SAW meletakkan kambing itu di bawah dua kakinya dengan menyebut Allah dan bertakbir dan Baginda menyembelih dengan tangannya.” (Nailul Awtar jilid 5 129-130)

Dan seluruh ulama telah sampaikan tentang persyaritan ibadah korban ini. Antara kelebihan ibadah korban ialah seperti hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anha Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya; “Tidak ada amalan anak Adam daripada amal di hari Raya Udhiyah yang lebih disukai oleh Allah daripada mengalirkan darah binatang korban. Sesungguhnya ianya akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya dan rambutnya serta kuku-kukunya dan sesungguhnya darah korban akan diterima oleh Allah sebelum daripada menitisnya darah korban di bumi.” (Diriwayatkan oleh At Tarmidzi)

Hikmah di sebalik pensyariatan ibadah korban ialah tanda kesyukuran atas nikmat Allah yang tidak terkira banyaknya dikurniakan sepanjang tahun dan juga dengan menunaikan ibadah korban boleh menghapuskan dosa-dosa kecil serta ibadah korban juga sedikit sebanyak boleh meringankan beban orang yang dalam kesempitan.

Selain dari itu ibadah korban diadakan untuk mengingati peristiwa Nabi Ibrahim a.s yang hendak mengorbankan anaknya Nabi Ismail sebagaimana firman Allah yang bermaksud: Nabi Ibrahim berkata; “Wahai anak kesayanganku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahawa aku akan menyembelih mu maka fikirkanlah apa pandangan mu. Anaknya menjawab; “Wahai ayah jalankan apa yang diperintahkan kepada mu, insya Allah ayah akan mendapati aku dari orang-orang yang sabar.” (Ash Shaffat: 102)

Hukum-hukum berkaitan ibadah korban

Kebanyakan ulama berpendapat bahawa menunaikan ibadah korban adalah sunat muakad maka makruh orang yang ada kemampuan untuk tidak melakukannya berdasarkan kepada hadis Nabi SAW yang bermaksud: “Bahawasanya Nabi telah menyembelih dua ekor kambing berwarna putih yang mempunyai dua tanduk yang mana Nabi SAW menyembelih sendiri dengan tangannya.” (Bukhari dan Muslim)

Dan hadis daripada Ummu Salamah yang bermaksud: “Jika kamu melihat bulan Zulhijjah dan jika kamu hendak menyembelih binatang korban hendaklah kamu tidak memotong kuku dan rambutnya.” (Muslim)

Dalam Mazhab Syafie bahawa hukum menyembelih seekor binatang korban itu adalah sunat kifayah iaitu memadai bagi ketua rumah dan seisinya berdasarkan kepada hadis Mihnaf Sulaim katanya; “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda; “Wahai sekalian manusia bagi tiap-tiap ahli keluarga dan tiap-tiap tahun itu satu binatang korban.” (Ibnu Majah dan At Tarmidzi)

Adalah diriwayatkan bahawa Syadina Abu Bakar dan Syadina Umar Al Khattab r.a tidak menyembelih korban kerana bimbang orang ramai akan menganggap ianya wajib.

Pada dasarnya hukum menyembelih korban itu adalah sunat muaakad tetapi boleh bertukar menjadi wajib dalam dua keadaan: Pertama jika ianya dinazarkan kerana sabda Rasulullah SAW maksudnya; “Barangsiapa yang bernazar untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya maka hendaklah dia mentaati-Nya walaupun jika dia mati hendak dia menggantikan apa yang telah dinazarkan.”

Yang kedua jika binatang korban itu telah ditentukan umpama dia berkata, lembu itu untuk dikorbankan atau yang kambing ini kerana Allah.

Waktu penyembelihan korban ianya selepas terbit matahari pada Hari Raya Adha dan selepas selesai solat sunat Aidil Adha sekalipun ke tanggal 13 hari Tasyrik. (Hadis diriwayat Al Barra’)

Sampai Nabi SAW bersabda maksudnya: “Sesungguhnya perkara yang mula-mula kami lakukan pada hari ini (hari Aidil Adha) bahawa kami lakukan solat Aidil Adha kemudian kami balik rumah dan lepas itu kami sembelih korban. Barang siapa yang lakukan demikian ia telah menepati sunahku dan siapa yang menyembelih korban sebelum itu maka dagingnya menjadi daging yang diberikan kepada ahlinya dan bukan dari daging korban.

Kepada mereka yang melakukan ibadah korban disunatkan menyembelih binatang korbannya dengan membawa Bismillah, Allahu Akhbar, Allahuma Haza An Falan, maksudnya; “Dengan Nama Allah, Allah Yang Maha Besar binatang korban ini daripada si fulan bin fulan maka terimalah amalan korban kami. Kepada yang tidak pandai menyembelih sebaik-baiknya dia datang menyaksikannya.”

Sabda Rasulullah maksudnya; “Kepada Fatimah r.a, Ya Fatimah bangun dan saksikan binatang korban kamu maka sesungguhnya Allah mengampunkan dosa kamu ketika darah korban mula menitis ke bumi, bagi tiap dosa yang kamu lakukan.”

Disunatkan bagi orang yang menunaikan korban untuk makan sedikit daripada daging korbannya dan menghadiahkan bakinya kepada kaum kerabat dan yang bahagiannya disedekahkan kepada fakir miskin. Sabda Rasulullah SAW maksudnya; “Makanlah dan berilah makan kepada (fakir miskin) dan simpan sedikit”. 

PETIKAN DARI – HARAKAHDAILY

Kelebihan Bulan Syaaban & 5 Amalan Yang Boleh Dilakukan


Kelebihan Bulan Syaaban

Banyak kelebihan yang terkandung di bulan Syaaban, namun ramai antara kita yang masih terleka dalam merebut kesempatan ini, sehinggakan disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Maksudnya: “Itulah bulan (Syaaban) yang mana ramai manusia melalaikannya, iaitu bulan yang berada di antara bulan Rejab dan Ramadan. Saat itu amal manusia diangkat kepada Tuhan semesta alam. Maka aku suka jika amalku diangkat ketika aku sedang puasa.”
(HR an-Nasaie, hadis hasan)

Marilah bersama merebut peluang dan kelebihan yang ada di bulan Sya’ban ini untuk pertingkatkan momentum keimanan dan ketaqwaan kita kepada-Nya dengan melakukan amal soleh.

5 AMALAN YANG BOLEH DILAKUKAN DI BULAN SYA’BAN

Sememangnya tiada amalan khusus yang telah ditetapkan untuk diamalkan pada bulan Syaaban berdasarkan mana-mana hadis Nabi Muhammad SAW.

Walau bagaimanapun, kita boleh mengambil peluang ini bagi menghidupkan bulan yang memiliki kelebihannya tersendiri di samping sebagai persediaan menuju Ramadan yang dinanti seperti:

1. MENDIRIKAN SOLAT FARDU DI AWAL WAKTU DAN PERBANYAKKAN SOLAT SUNAT

Daripada Abdullah Ibnu Mas’ud bertanya kepada Rasulullah SAW:

أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ‏ “الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا”‌‌‏.‏ قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ “ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ‏”‌‏.‏ قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ “الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ”‏.‌‏
Maksudnya: “Apakah amalan yang paling dicintai di sisi Allah SWT? Nabi menjawab: “Solat pada waktunya.” Dia (perawi) bertanya lagi, “Kemudian apa?”, jawab Baginda: “Berbuat baik kepada kedua ibu bapa.” Dia bertanya lagi, “Kemudian apa?”, jawab Baginda: “Jihad pada jalan Allah SWT.”

(HR al-Bukhari, hadis sahih)

Imam al-Ghazali mengingatkan bahawa jika kita merasakan solat fardu yang dikerjakan adalah sempurna, maka itulah tanda ketidaksempurnaan dan juga menunjukkan syaitan telah berjaya perdayakan kita.

Justeru, digalakkan untuk perbanyakkan solat sunat seperti qabliah dan ba’diah, tahajud, solat sunat duha dan sebagainya. Mudah-mudahan, ia dapat tampung atau melengkapkan kekurangan yang ada ketika kita menunaikan solat fardu.

Abu Hurairah r.a. menyebutkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ: صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ – عَزَّ وَجَلَّ-: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ؟ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ.
Maksudnya: “Sesungguhnya amal seseorang yang mula-mula sekali dihisab pada kiamat ialah solatnya; jika solatnya baik (diterima), maka beruntung dan berbahagialah dia. Jika solatnya rosak (tidak diterima), maka kecewa dan rugilah dia. Kiranya terkurang sesuatu daripada solat fardunya, Allah SWT berfirman: “Periksalah, adakah hambaku itu mempunyai solat sunat yang dapat menampung solat fardunya?” Demikianlah keadaan semua amalnya yang lain dihisab.”

(HR Tirmizi, hadis sahih)

2. PERBANYAKKAN BERISTIGHFAR KEPADA ALLAH SWT

Daripada Abu Hurairah r.a., beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً.
Maksudnya: “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya setiap hari lebih daripada 70 kali.”

(HR al-Bukhari, hadis sahih)

Antara lafaz istighfar yang boleh diamalkan ialah sayyidul istighfar iaitu penghulu kepada segala istighfar.

Ia terkandung kalimah tauhid yang membesarkan Allah SWT dan mengakui diri kita sebagai seorang hamba yang lemah dan hina.

Daripada Syaddad bin Aus r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda:

سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
Maksudnya: “Sayyid al-Istighfar hendaklah kamu mengucapkan: Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah dengan benar melainkan Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Ini kerana, tiada yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau”.

(HR al-Bukhari, hadis sahih)

Nabi Muhammad SAW juga ada menyatakan kelebihan bagi sesiapa yang mengamalkan sayyidul istighfar tersebut. Baginda SAW bersabda:

وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ.
Maksudnya: “Barang siapa yang mengucapkannya (sayyidul istighfar) di waktu siang hari serta yakin dengannya, lalu dia meninggal dunia pada hari itu sebelum waktu petang, maka dia termasuk dalam kalangan penghuni syurga. Dan barang siapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan penuh keyakinan, lalu dia meninggal dunia sebelum masuk waktu pagi, maka dia termasuk dalam kalangan penghuni syurga”.

(HR al-Bukhari, hadis sahih)

3. PERBANYAKKAN BERSELAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

Daripada Abdullah bin ‘Amr r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda:

فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.
Maksudnya: “Sesungguhnya barang siapa yang berselawat ke atasku dengan satu selawat, maka Allah SWT akan berselawat ke atasnya dengan sepuluh selawat.”

(HR Muslim, hadis sahih)

Dalam sebuah hadis yang lain diriwayatkan bahawa, para sahabat pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang bagaimana cara berselawat kepada Baginda SAW. Kemudian Baginda SAW menjawab dengan mengatakan:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
Maksudnya: “Ya Allah, berilah selawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah berselawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”

(HR Bukhari dan Muslim, hadis sahih)

4. PERBANYAKKAN MEMBACA DAN MENTADABBUR AL-QURAN

Daripada Abu Umamah al-Bahili r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda:

اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ.
Maksudnya: “Bacalah al-Quran kerana sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada sahabat-sahabatnya (pembacanya).

(HR Muslim, hadis sahih)

Tadabbur bermaksud menghayati dan mengambil iktibar daripada al-Quran untuk diamalkan.

Firman Allah SWT:

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ.
Maksudnya: “(Al-Quran ini) sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu (dan umatmu wahai Muhammad), kitab yang banyak faedah dan manfaatnya untuk mereka memahami dengan teliti kandungan ayat-ayatnya, dan untuk orang-orang yang berakal sempurna beringat mengambil iktibar.”

(Surah Sod: 29)

5. PERBANYAKKAN BERDOA DAN BERMUNAJAT KEPADA ILAHI

Rasulullah SAW berpesan kepada Ibnu Abbas r.a.:

إذا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ.

Maksudnya: “Apabila kamu meminta, mintalah pada Allah, dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah dengan Allah. Ketahuilah, jika suatu kumpulan manusia berpakat untuk memberikan kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikan apa-apa melainkan apa yang ditulis oleh Allah SWT untukmu. Dan jika mereka berpakat untuk mengenakan keburukan kepadamu, mereka tidak akan mampu menimpakan apa-apa melainkan apa yang telah Allah tuliskan ke atasmu.”

(HR Tirmizi, hadis sahih)

Allah SWT juga menggalakkan kita agar sentiasa berdoa kepada-Nya sepertimana yang terdapat dalam surah Ghafir ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.

Maksudnya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kamu kepada-Ku, nescaya Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

(Surah Ghafir: 60)

Subhanallah Alhamdulillah. Terdapat pelbagai lagi amal ibadah lain yang dianjurkan syarak untuk kita lakukan dalam kehidupan. Semoga Allah SWT menerima segala amalan kebaikan kita di dunia ini dan mengampuni seluruh dosa yang ada. InsyaAllah, Amin Ya Mujib.

SUMBER

https://harianpost.my/kelebihan-bulan-syaaban/

Israk Dan Mikraj 1444H/2023, Memperingati Peristiwa Agung Dalam Islam

Israk Mikraj adalah Peristiwa paling agung dalam sejarah Islam yang digelar sebagai peristiwa Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Israk dan Mikraj Ringkas

Peristiwa besar ini merupakan kejadian yang amat luar biasa dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini dianggap sebagai satu anugerah daripada Allah SWT dan juga sebagai tanda keagungan dan kebesaranNya. Dua keajaiban tersebut adalah Israk dan Mikraj yang berlaku hanya dalam satu malam sahaja.

Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa)Rasulullah telah melalui Israk dari Masjidil Haram, Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestine.

Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah SWT)Mikraj pula merujuk kepada perjalanan Nabi merentas tujuh lapis langit hingga ke Sidratul Muntaha dan ke Mustawa.

1. Israk

Nabi Muhammad SAW telah dibawa oleh Malaikat Jibril AS dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dengan menunggang Buraq.
Sebelum baginda memulakan perjalanannya, hati baginda dibersihkan oleh Malaikat Jibril AS dengan menggunakan air suci Zam Zam.
Sepanjang perjalanan apabila sampai tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah SAW telah diarahkan oleh Jibril AS supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat.

Antara tempat-tempat berkenaan ialah:

  • Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah
  • Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A.S. menerima wahyu daripada Allah SWT
  • Baitul-Laham (tempat Nabi ‘Isa A.S. dilahirkan)

Semasa dalam perjalanan, baginda telah melalui pelbagai peristiwa antaranya ialah baginda melihat Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai.

Hal ini berlaku berulang-ulang kalinya. Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibril AS : Itulah kaum yang berjihad “Fisabilillah” yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.

Diringkaskan kisah ini Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun daripada Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia dan mursalin menjadi makmum.

Rasulullah SAW terasa dahaga, lalu dibawa Jibril AS dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah SAW memilih susu lalu diminumnya.

Kata Jibrail : Baginda membuat pilihan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.

2. Mikraj

Bermula daripada Masjid Al-Aqsa kemudian baginda diangkat ke langit dengan menaiki tangga daripada syurga.

Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril AS naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).

Baginda menaiki daripada langit pertama hingga ke sepuluh dan disetiap langit baginda bertemu dengan para-para nabi dan melalui pelbagai peristiwa antaranya Baginda dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70 ribu orang yang masuk syurga tanpa hisab.

Di langit Kesepuluh (tanpa ditemani malaikat Jibril AS) Rasulullah SAW dapat menyaksikan Allah SWT dengan matanya sendiri, lalu baginda sujud.

Dari pertemuan itu, baginda menerima wahyu dan perintah dari Allah SWT iaitu penerimaan ibadah solat. (Yang mana ketika itu, baginda diperintahkan solat sebanyak 50 waktu)

Kemudian dikurangkan menjadi 10 waktu. Akhirnya, dikurangkan sebanyak 5 waktu. 5 waktu yang dilakukan setiap hari iaitu Subuh, Zohor, Asar, Maghrib dan Isyak.

Selepas Mikraj

Setelah itu, baginda pulang ke Masjidil Haram. Kemudian, baginda menyampaikan wahyu dan perintah Allah solat 5 waktu itu kepada umat di Mekah.

Ketika itu ada yang percaya dan ada yang tidak percaya sehingga ada yang murtad dari Islam. Tetapi, sahabat baginda Saidina Abu Bakar As-Siddiq apabila dikhabarkan kepadanya tentang peristiwa ini, beliau sedikit pun tidak ragu bahkan membenarkan malah lebih membenarkan sekiranya ada yang lebih hebat lagi dari peristiwa Isra’ dan Mikraj ini.

Sejak itu beliau diberi gelaran ‘As-Siddiq’ yang memberi maksud ‘Yang Membenarkan’.

Firman Allah سبحانه وتعالى:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَاۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”—Surah Al-Israa’: Ayat 1

Kelebihan dan pengajaran dari kisah peristiwa Israk Mikraj

Baitulmaqdis adalah harta umat IslamBumi palestin adalah bumi barakah yang menjadi tempat pilihan Allah SWT untuk berlakunya peristiwa penting dalam sejarah iaitu Israk Mikraj. Ini membuktikan tanah suci ini dimuliakan Allah SWT dan wajib dipertahankan oleh semua umat Islam.

Mengakui kebesaraan Allah dan kehebatan kerajaanNyaAllah SWT telah memperlihatkan kepada Rasulullah SAW keagungan kerajaanNya yang tiada terbatas. Peristiwa ini mendidik manusia untuk merasa diri kerdil di hadapan Allah SWT dan mengakui hakikat diri sebagai hamba Allah.
Kepentingan Solat Fardu lima waktu
Rasulullah SAW telah menerima perintah solat Fardu secara langsung daripada Allah SWT tanpa melalui perantaraan. Ini menunjukkan keistimewaan dan kelebihan ibadah solat berbanding ibadah yang lain.

Menjauhi perkara mungkar dan yang dilarang
Semasa Israk Mikraj, Rasulullah SAW dibawa meninjau suasana di neraka dengan pelbagai bentuk balasan dan penyiksaan ke atas orang-orang yang ingkar kepada Allah. Ini memberi iktibar kepada umat Islam supaya menjauhi perkara yang dilarang oleh Allah SWT.

Galakan untuk sentiasa meminta kepada Allah SWT
Peristiwa Nabi Muhammad berulang alik berjumpa Allah SWT untuk meminta keringanan waktu solat memberi gambaran kepada kita supaya tidak jemu memohon doa kepada Allah dan tidak mudah berputus asa dalam meminta Allah untuk mengabulkan doa dan permintaan hambaNya.

Kesedihan terhadap dunia, pengubat rindunya adalah Allah SWT
Peristiwa Israk Mikraj adalah hadiah daripada Allah SWT untuk mengubati hati dan kesedihan Nabi Muhammad SAW setelah melalui ujian besar dengan kematian isteri baginda iaitu Siti Khadijah dan bapa saudara baginda, Abu Thalib. Ini sekaligus menunjukkan bahawa Allah SWT sebaik-baik sandaran ketika sedih dan kecewa.

sumber : https://isma.org.my/6-pengajaran-peristiwa-israk-mikraj/

SUMBER :- https://www.azhafizah.com/2023/02/israk-mikraj.html

Pengunjung Masjid Dijanjikan Tempat Tinggal Di Syurga

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

Daripada Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa datang ke masjid di pagi dan petang hari, maka Allah akan menyediakan baginya tempat tinggal yang baik di syurga setiap kali dia berangkat ke masjid di pagi dan petang hari.” (HR Bukhari No: 622) Status: Hadis Sahih

Pengajaran:

1. Isra dan Mikraj yang berlaku di bulan Rejab kepada baginda Nabi SAW mengingatkan kita tentang keutamaan masjid dan bermulanya kewajipan solat waktu.

2.  Orang yang pagi dan petang hari sentiasa ke Masjid, Allah akan menyediakan untuknya tempat tinggal yang baik di syurga.

3.  Satu daripada golongan yang mendapat naungan di sisi Allah dihari kiamat ialah lelaki yang hatinya sentiasa tertambat di masjid kerana mengimarahkannya. Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ…. وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ…..

“Tujuh golongan manusia yang dilindungi Allah di hari yang tidak ada perlindungan pada hari kiamat melainkan perlindungan Allah: …….. lelaki yang hatinya sentiasa tertambat kepada masjid…” (HR Bukhari No: 620)

Menjadi tanggungjawab kita khususnya kaum lelaki untuk menunaikan solat fardhu di masjid sebagai satu cara mengimarahkannya…

17hb Februari  2023
26hb Rejab 1444H

Call Now
Directions